Tari
Monotambe atau tari penjemputan misalnya merupakan tarian khas Suku Tolaki yang
kerap ditampilkan saat ada event berskala besar untuk menjemput tamu besar.
Misalnya saat pembukaan Festival Teluk Kendari (Festek) yang kerap dihadiri
beberapa tamu penting dari Jakarta dan daerahlain. Sebagai catatan Suku Tolaki
merupakan penduduk asli Kota Kendari sebagaimana Suku Betawi di Kota Jakarta.
Tarian
ini dilakoni oleh 12 penari perempuan muda dan 2 penari lelaki sebagai
pengawal. Para penari perempuanyya mengenakan busana motif Tabere atau hiasan,
sarung tenun Tolaki, dan aksesoris seperti Ngaluh atau ikat kepala, dan kalung.
Dalam tarian berdurasi sekitar 5 sampai 10 menit ini, beberapa penari perempuan
membawa Bosara atau bokor dari rotan, sedangkan dua penari lelakinya memegang
senjata tradisional.
Tari
Lulo merupakan tari pergaulan khas Sulawesi Tenggara yang juga populer di Kota
Kendari. Tarian ini biasanya dilakukan oleh kawula muda sebagai ajang perkenalan.
Kini Tari Lulo juga kerap disuguhkan saat ada tamu kehormatan sebagai tanda
persahabatan antara warga Kota Kendari dengan pendatang, dalam hal ini
wisatawan.
Gerakan
Tari Lulo tidaklah serumit tarian tradisonal lain. Para penarinya saling berpegang
tangan satu sama lain membetuk lingkaran yang saling menyambung. Dalam sebuah
acara besar yang dihadiri pengujung dari luar Kota Kendari, para penari Lulo
selalu mengajak tamu dengan ramah untuk ikut menari. Setiap tamu yang tidak
bisa menari akan dianjarkan cara melangkah atau menari ala Tari Lulo oleh
penari yang mengajaknya hingga terbiasa.
Tari
Lulo ini pun kerap ditampilkan pada Festek. Bahkan pada perayaan tersebut, tari
ini pernah ditampilkan secara kolosal dengan mengikutsertakan warga kota dan wisatawan
yang datang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar